Serangkaian serangan udara yang dilakukan oleh Israel dilaporkan telah menghantam fasilitas militer dan produksi rudal di Iran. Berdasarkan citra satelit komersial dan analisis para ahli independen, target serangan Israel mencakup gedung yang sebelumnya digunakan dalam pengembangan senjata nuklir Iran di kompleks militer Parchin serta lokasi produksi rudal di Khojir, dekat Teheran.
Peneliti Amerika, David Albright, yang juga mantan inspektur senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bersama dengan analis dari CNA, Decker Eveleth, secara terpisah mengonfirmasi penilaian ini melalui pengamatan citra satelit. Mereka menyatakan bahwa serangan ini menghantam gedung-gedung penting yang terkait dengan program pengembangan senjata nuklir Iran yang sudah tidak aktif sejak 2003.
Serangan di Kompleks Parchin
David Albright, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Institut Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional (ISIS), mengungkapkan bahwa salah satu gedung yang menjadi target serangan Israel di Parchin dikenal sebagai Taleghan 2. Gedung ini sebelumnya digunakan untuk pengujian senjata nuklir di bawah program yang disebut Rencana Amad, program yang menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan intelijen Amerika Serikat ditutup pada tahun 2003.
Parchin sendiri merupakan kompleks militer yang sangat luas dan sensitif, terletak di tenggara Teheran. Kawasan ini telah lama menjadi perhatian masyarakat internasional karena diduga kuat menjadi salah satu lokasi utama Iran untuk mengembangkan teknologi yang berhubungan dengan senjata nuklir dan balistik.
Albright menyebutkan bahwa meskipun fasilitas nuklir ini sudah tidak aktif lagi, serangan tersebut menunjukkan bahwa Israel tetap waspada terhadap potensi ancaman dari Iran, khususnya terkait program rudal dan kemampuan nuklir yang mungkin masih ada.
Serangan di Fasilitas Rudal Khojir
Selain Parchin, serangan udara Israel juga dilaporkan menghantam kompleks Khojir, sebuah fasilitas besar yang digunakan untuk produksi rudal di dekat Teheran. Analis Decker Eveleth menyatakan bahwa Israel kemungkinan besar menargetkan Khojir karena peran pentingnya dalam memproduksi rudal balistik jarak jauh yang dapat mencapai Israel dan negara-negara lain di kawasan.
Menurut laporan yang disampaikan oleh Eveleth, serangan tersebut mungkin telah “secara signifikan menghambat kemampuan Iran untuk memproduksi rudal secara massal.” Reuters sebelumnya melaporkan pada bulan Juli bahwa Khojir tengah mengalami perluasan besar-besaran, yang menunjukkan bahwa Iran berupaya meningkatkan kapasitas produksi rudalnya.
Serangan ini dilakukan setelah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran, terutama setelah serangan rudal dari pihak Iran pada awal Oktober. Lebih dari 200 rudal dilaporkan ditembakkan ke arah Israel pada 1 Oktober, yang memicu respons balasan dari militer Israel.
Respons dari Militer Iran dan Israel
Militer Israel mengonfirmasi bahwa tiga gelombang serangan udara diluncurkan pada Sabtu pagi, dengan target utama pabrik rudal serta sejumlah lokasi strategis lainnya di Iran, termasuk di wilayah barat Iran dan sekitar Teheran. Serangan ini dilakukan sebagai bentuk balasan atas serangan rudal yang dilakukan Iran pada awal Oktober.
Militer Iran juga memberikan tanggapan atas serangan tersebut, dengan menyebut bahwa pesawat tempur Israel menggunakan “hulu ledak yang sangat ringan” dalam serangan tersebut, yang menargetkan sistem radar di wilayah perbatasan Iran, khususnya di provinsi Ilam dan Khuzestan, serta di sekitar Teheran. Hingga saat ini, belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban atau kerusakan yang lebih detail akibat serangan tersebut.
Sejarah Program Nuklir Iran
Iran berulang kali membantah tuduhan bahwa mereka mengembangkan senjata nuklir, meskipun sejumlah laporan intelijen internasional dan pengawas nuklir seperti IAEA menunjukkan bahwa Iran sempat memiliki program nuklir yang bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir sebelum program tersebut dihentikan pada tahun 2003. Program ini dikenal sebagai Rencana Amad, dan meskipun Iran menyatakan telah meninggalkan ambisi senjata nuklirnya, kekhawatiran terus muncul mengenai potensi Iran untuk melanjutkan program tersebut di masa depan.
Israel, yang telah lama menganggap Iran sebagai ancaman eksistensial, secara konsisten menyatakan akan melakukan segala cara untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, termasuk melalui serangan udara yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran. Serangan ini bukan yang pertama kali dilakukan Israel terhadap infrastruktur Iran, namun kali ini skala serangan dan dampaknya diperkirakan cukup signifikan.
Pengaruh Serangan terhadap Produksi Rudal Iran
Sejumlah analis memperkirakan bahwa serangan ini dapat mempengaruhi kemampuan Iran dalam memproduksi rudal dalam jangka waktu dekat. Dengan menargetkan fasilitas di Khojir yang diketahui menjadi pusat produksi rudal, serangan ini diduga menghambat kapasitas Iran dalam memproduksi rudal balistik yang canggih, terutama yang berpotensi mengancam keamanan kawasan Timur Tengah.
Meskipun serangan ini telah menarik perhatian internasional, baik Israel maupun Iran belum memberikan pernyataan resmi yang lebih rinci terkait dampak serangan terhadap fasilitas-fasilitas militer yang diserang. Ketegangan antara kedua negara ini diperkirakan akan terus berlanjut, terutama mengingat bahwa Israel secara terbuka menyatakan tidak akan mentolerir ancaman dari Iran, baik dalam bentuk program nuklir maupun produksi rudal.