Jakarta, 22 Oktober 2024 – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini diperkirakan akan mengalami fluktuasi, namun diprediksi akan ditutup melemah di kisaran Rp15.490 hingga Rp15.580. Hal ini terjadi setelah Presiden Prabowo Subianto melantik jajaran menteri kabinet Merah Putih untuk periode 2024-2029. Pada perdagangan sebelumnya, Senin (21/10), nilai tukar rupiah ditutup turun 0,15% atau 22,5 poin ke posisi Rp15.503,5 per dolar AS.
Analisis Pergerakan Rupiah
Berdasarkan pengamatan pasar, pelantikan jajaran menteri oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa meskipun ada beberapa nama dari kabinet lama yang kembali diangkat, ketidakpastian masih menyelimuti tim ekonomi. Menurut Ibrahim, banyak yang berpendapat bahwa susunan Kabinet Merah Putih masih mengandung pengaruh dari mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan melibatkan perwakilan partai, profesional, serta pendukung Prabowo-Gibran.
“Jumlah kabinet yang diumumkan Prabowo ini terbilang gemuk dan cenderung obesitas. Bahkan, ini bisa jadi jumlah kabinet terbanyak di Asia Pasifik dan mungkin di dunia, mengingat rata-rata jumlah menteri di negara-negara Asia Pasifik hanya sekitar 22 menteri,” ungkap Ibrahim.
Kondisi Pasar Global
Selain faktor domestik, kondisi eksternal juga berperan penting dalam menentukan nilai tukar rupiah. Ibrahim menambahkan bahwa peluang calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, untuk kembali menjabat tampaknya meningkat. Hal ini memberi dampak pada sentimen pasar global yang dapat memengaruhi pergerakan mata uang di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Konflik di Timur Tengah juga menjadi fokus perhatian pasar. Serangan yang terus dilakukan oleh Israel terhadap Hamas dan Hizbullah di Gaza dan Lebanon telah menambah ketidakpastian di kawasan tersebut.
Kebijakan Bank Sentral China
Faktor lain yang turut mempengaruhi nilai tukar rupiah adalah kebijakan moneter yang diambil oleh People’s Bank of China (PBoC). Bank sentral China ini memangkas suku bunga acuan pinjaman lebih dari yang diperkirakan pasar, dan selama bulan lalu, Beijing meluncurkan serangkaian langkah stimulus paling agresif. Kebijakan ini berpotensi berdampak pada arus investasi global dan memengaruhi nilai tukar berbagai mata uang di Asia, termasuk rupiah.
Prediksi dan Proyeksi
Berdasarkan analisis dan sentimen yang ada, Ibrahim memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak fluktuatif. “Kami memperkirakan bahwa rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp15.490 hingga Rp15.580 per dolar AS,” tuturnya. Meskipun ada fluktuasi yang mungkin terjadi selama perdagangan, penutupan yang melemah di kisaran tersebut diperkirakan menjadi tren jangka pendek yang mungkin terlihat di pasar.
Penutupan Perdagangan
Pada penutupan perdagangan pada Senin (21/10), nilai tukar rupiah mengalami penurunan, ditutup di posisi Rp15.503,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau menguat sebesar 0,13% ke posisi 103,62. Kenaikan indeks dolar ini berbanding terbalik dengan pergerakan rupiah, menambah tantangan bagi mata uang domestik di tengah ketidakpastian yang terjadi.
Kesimpulan
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini mencerminkan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar, baik dari sisi domestik maupun global. Pelantikan kabinet baru oleh Presiden Prabowo Subianto serta kondisi pasar global yang dinamis menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan mata uang rupiah.