• Kam. Jul 3rd, 2025

Minyak Naik; Prospek Tetap Bearish

ByNindy Ayu

Des 9, 2024

### Minyak Naik; Prospek Tetap Bearish

Pada awal perdagangan Asia, harga minyak mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, terlepas dari kenaikan jangka pendek ini, prospek jangka pendek tetap bearish. Pernyataan ini disampaikan oleh Hani Abuagla, analis pasar senior di XTB MENA, melalui email. Untuk memahami posisi ini, kita perlu menggali lebih dalam sejarah dan konteks pasar minyak global.

Sejak abad ke-19, minyak telah menjadi komoditas yang semakin penting dalam ekonomi dunia. Penemuan dan pengembangan teknik pengeboran minyak telah membuka jalan bagi industri minyak modern, yang menjadi tulang punggung banyak negara. Sejak saat itu, harga minyak sering dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebijakan OPEC hingga ketegangan geopolitik.

Meskipun terjadi fluktuasi harga, krisis energi di tahun 1970-an menjadi titik balik dalam cara dunia memandang dan mengelola sumber daya energi. Kenaikan harga minyak saat itu berkontribusi pada inflasi global dan perubahan strategi energi di banyak negara. Namun, saat ini, dunia dihadapkan pada tantangan yang berbeda.

Abuagla menekankan bahwa meskipun ada kenaikan harga saat ini, beberapa indikator mengisyaratkan bahwa tren bearish kemungkinan akan berlanjut. Salah satu penyebab utama adalah overproduksi minyak. Banyak negara penghasil minyak, termasuk Arab Saudi dan Rusia, terus memproduksi pada tingkat yang tinggi, meskipun permintaan global dapat tertekan akibat resesi ekonomi yang sedang melanda.

Selain itu, adanya pergeseran dari energi fosil menuju energi terbarukan semakin mempengaruhi pasar. Negara-negara di seluruh dunia, baik melalui kebijakan pemerintah maupun melalui inovasi teknologi, semakin mengandalkan sumber energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada minyak. Ini berpotensi mengurangi permintaan minyak dalam jangka panjang.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi perekonomian global. Dengan inflasi yang meningkat dan ketidakpastian yang menyelimuti banyak pasar, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dapat mengakibatkan penurunan permintaan minyak. Apalagi, dengan adanya pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya pulih, banyak negara masih berjuang untuk memulihkan ekonomi mereka.

Yang lebih menarik, situasi geopolitik seperti ketegangan di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina juga berkontribusi terhadap fluktuasi harga minyak. Meskipun ketegangan ini sering menghasilkan lonjakan harga jangka pendek, banyak analisis menunjukkan bahwa dampak jangka panjangnya mungkin lebih kompleks. Dalam banyak kasus, ketegangan geopolitis justru mempercepat transisi energi, yang pada akhirnya bisa menjadi faktor penurunan harga minyak.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, Hani Abuagla mengingatkan bahwa walaupun ada peningkatan harga dalam perdagangan, prospek jangka pendek tetap bearish. Investor dan pelaku pasar perlu berhati-hati dan mempertimbangkan semua aspek ini saat membuat keputusan.

Kesimpulannya, meskipun pasar minyak mengalami kenaikan harga, prospek jangka pendek menunjukkan bahwa tantangan yang ada membuat tren bearish tidak dapat dihindari. Dengan sejarah panjang dan kompleksitas pasar minyak, pemahaman yang mendalam tentang berbagai faktor yang mempengaruhi harga adalah kunci untuk mengantisipasi pergerakan selanjutnya di pasar ini.